20 tahun yang lalu...
aku menyukai seorang perempuan, parasnya cantik dan anggun, kami dekat semenjak di sekolah dulu. aku tau.. aku hanya orang biasa yang datang dari keluarga yang biasa - biasa saja,dan dia berasal dari keluarga yang berada.. yaa masalah klasik, orangtua kamu saling tidak setuju dengan hubungan ini.alasannya macam - macam, mulai dari perbedaan adat, kebiasaan hingga materi. kamipin bersikeras untuk tetap menikah, karena rasanya cinta ini tak bisa dibendung lagi walaupun tanpa restu dari kedua orang tua kami.
......
19 tahun yang lalu...
anak kami lahir, aku hampir tak percaya ternyata dengan hanya bekerja sebagai seorang pengantar paket di sebuah perusahaan kargo, aku bisa menafkahi isteri dan sekarang aku di karuniai seorang putri mungil yang berwarna merah karena baru berumur satu minggu. aku berusaha untuk mengundang kedua orang tua kami, namun sayang sekali putri kami tidak disambut oleh kakek neneknya.. air mataku jatuh tanpa aku sadari. Dugaan semula yang mengatakan bahwa orangtua kami akan membaik setelah kehadiran seorang cucu bagi mereka telah sirna.. kania.. nama istriku, aku memeluknya erat berusaha untuk menguatkan diri, kami pun saling membasuh air mata yang berhamburan..
16 tahun yang lalu...
"papaaa,.. iyaaa mau ninuuumm".. ya begitulah dia memanggil dirinya sendiri..iya.. aku menamai putri kami dengan nama kamila, dengan harapan agar kelak ia akan jadi seorang perempuan sempurna.. sempurna lahir dan batin. iya sedang lucu lucunya, dia paling senang melompat-lompat dari satu kursi ke kursi yang lainnya,sehingga sering sekali di rumah kami terdengar ada barang yang pecah karena ulah anak kami yang lincah itu,praanngg... kania kemudian berteriak.. iyaa apalagi yang pecaahh??... seakan semua kaca dirumah ini akan pecah satu persatu. Hari ini iya ulang tahun, sejak beberapa hari ini iya merengek terus minta bola, namun kania tidak pernah membelikannya, dengan alasan biar iya ngga tumbuh jadi gadis tomboy..karena tiap kali ditanya iya nanti besar mau jadi apa? iya selalu menjawab mau jadi pemain bola...Sengaja aku pulang dari tpt kerja lebih awal untuk membelikannya kado, yaa BOLA aku pikir terlalu egois jika aku mambatasi kesukaan anakku, lagian bukan sesuatu yang buruk jika tiap sabtu sore kami bermain bola walaupun hanya ditaman belakang rumah.setibanya dirumah aku memperlihatkan bola yang kubawa.. dengan muka yang sangaaaatt terang dan ceria iya melompat kearahku dan memelukku erat..erat sekali.. sedangkan ibunya hanya bisa mengeleng-gelengkan kepalanya...
12 tahun yang lalu...
iya tumbuh jadi gadis yang cantik...sehat..dan tetap lincah, dan satu yang tidak berubah,dia tetap suka menjadi pemain bola.suatu sore..aku sengaja berniat memberinya kejutan dengan menjemput iya di sekolah.. tanpa ibunya ketahui ternyata iya membawa bola kesekolah, iya menyembunyikan bola itu didalam tas sekolahnya. sore itu..iya keluar dari gedung sekolah sambil menggelinding-gelindingkan bola dengan kakinya.. mulanya iya bergerak setengah lari.. dalam hati aku bertanya kenapa iya bisa membawa bola itu ke sekolah padahal ibunya sudah melarangnya berkali kali untuk tidak main bola dijalanan. Iya tampak girang sekali menggiring bola, hingga aku yang menghampirinya dari belakang pun tidak disadarinya. saat itu bola yang digiringnya teralu deras dan iya pun berlari mengejar..dan kulihat ada truk pasir di jalan yang sedang melaju.. serentak aku pun berlari kearahnya sambil berteriak, untungnya iya dapat kuselamatkan...dan sejak saat itu aku tak sadarkan diri dan tersadar aku sudah terbaring di rumah sakit dengan keadaan kakiku yang diamputasi.
10 tahun yang lalu..
aku sudah berhenti bekerja, uang tunjangan pun sudah habis untuk biaya pengobatan dan sekolah iya, tabungan kami pun sudah menguap jadi asap di dapur. suatu saat kania berkata bahwa ini gara-gara bola yang aku bawa untuk iya, dan dia pun mengutarakan niatnya untuk mencari kerja menjadi TKI di malaysia, aku tahu jika kania sudah ada keinginan maka tak ada yang bisa mencegahnya..sama seperti kehendaknya waktu bersikeras untuk menikah denganku.
7 tahun yang lalu..
3 tahun sejak kepergiannya aku tidak mendapati kabar apapun dari kania, bahkan secarik surat pun tak pernah aku terima, untungnya selama ini aku memperoleh uang untuk biaya sehari hari dengan menjadi seorang buruh untuk tetanggaku yang memiliki usaha kecil-kecilan. untungnya iya tumbuh menjadi anak yang shaleh.. dan sabar. tak jarang iya mendapat ejekan kerena ke sekolah selalu memakai baju yang lusuh dan ujung sepatu yang jebol karena tak pernah diganti, terkadang iya mendekapku erat sambil menumpahkan air matanya..aku pun membalas erat pelukannya dan rasanya aku yang harus bertanggung jawab akan semua ini..selalu terngiang kata2 kania dulu..andaikan aku tidak membelikannya bola, mungkin tak akan begini jadinya. Iya berkata dengan semangat.. yaa jilbab..papa iya mau memakai jilbab biar tidak dihina orang lagi... akupun tersenyum bangga melihat putriku yang lucu itu bersemangat kembali
4 tahun yang lalu..
iya lulus sekolah, dia mau bekerja..karena akupun tak bisa melanjutkan membiayainya ke sekolah yang lebih tinggi..., Iya mencari kerja kemana mana, tapi sulit mendapati pekerjaan dengan hanya mengantongi ijasah SMP, akhirnya dia meminta ijin untuk menjadi TKI di Malaysia, aku tak bisa mencegahnya akhirnya iya pun berangkat kesana.. selama 3 tahun putriku sudah ada di negeri jiran, iya bekerja di sebuah rumah pejabat yang kaya, kami selalu berkirim surat , dan uang kiriman pun tak pernah iya lewatkan. belakangan aku tahu kalo iya bekerja pada seorang pejabat pemerintah yang 'nakal', rumah yang iya tempati adalah rumah istrinya yang keempat.
3 bulan yang lalu...
aku mendapat kabar dari pihak kedutaan malaysia, kabarnya putriku iya ditangkap polisi dengan tuduhan pembunuhan..aku tidak percaya!! sungguh putriku yang lucu dan anggun itu bisa melukai dan membunuh orang lain, Iya pun diancam dengan hukuman gantung. aku meminta bantuan hukum dari lembaga lembaga hukum kedua negara, akupun memohon kepada sang istri pejabat yang Iya bunuh untuk mencabut tuntutannya..tapi wanita itu bersikeras menginginkan iya dihukum gantung...
1 bulan yang lalu aku datang ke Malaysia atas permintaan terakhir Iya, aku melihatnya..putriku yang cantik itu sekarang kurus kering, tak bersemangat dan seakan akan air matanya telah habis jatuh ke tanah,aku memeluknya erat iya berkata sambil menangis.. papa...iya gak salah kan pa... laki-laki itu mau iya tidur dengannya,iya gak mau ..dan saat laki-lai itu memaksa iya..iya mendorongnya hingga ia meninggal pah.. iya gak salah kan paa.., hari eksekusi itu disaksikan oleh wanita yang menuntut iya, aku tahu dia ada dibelakangku, namun untuk meliriknya pun aku tak sudi.
saat aba-aba diteriakkan, aku hanya mempu berdoa dan memejamkan mata.
Jasad itu tergeletak, tak ada senyum di wajah Iya-ku yang malang, aku membelai halus pipinya yang sekarang kaku, tak kusadari wanita itu menghapiri jasad iya, aku bermaksud menampis tangannya karena aku tak sudi tangannya menyentuh iya-ku yang suci, tanpa sengaja aku memandang wajah wanita itu.. dan Ya allah... KANIA !!! kau kah itu.., kania kaget dan seakan tak percaya, yaa.. istriku..kau telah membunuh anakmu sendiri..,tak lama kemudian kania memeluk IYa dengan penuh penyesalan,.. kemudian kania menemukan sesuatu disaku baju penjaranya, yaitu secarik kertas yang bertulisakan "Termia kasih Mama...", ternyata Iya selama ini mengetahui betul kalau dia bekerja untuk ibunya sendiri, ibunya yang meninggalkan ia sendiri.. melihat pemandangan itu hatiku teriris, lebih sakit dari rasa sakit apapun yan gpernah aku rasakan... dan sekali lagi aku terbayang dengan perkataan... andaikan aku tidak membelikannya bola... atau.. andaikan aku mengikuti perkataan ibuku dulu untuk tidak menikah dengannya....
Kania menjadi gila dan sesekali berteriak "iyaaaa apalagi yang pecah....",, dan kabar terakhir aku mengetahui kalo kania tewas bunuh diri di kamarnya...
[...hmmmmmm aku jadi ada dua pemikiran nih .. ini apa karena bola atau karena tidak adanya restu orang tua??? hmmm pendapatnya dunk..]
aku menyukai seorang perempuan, parasnya cantik dan anggun, kami dekat semenjak di sekolah dulu. aku tau.. aku hanya orang biasa yang datang dari keluarga yang biasa - biasa saja,dan dia berasal dari keluarga yang berada.. yaa masalah klasik, orangtua kamu saling tidak setuju dengan hubungan ini.alasannya macam - macam, mulai dari perbedaan adat, kebiasaan hingga materi. kamipin bersikeras untuk tetap menikah, karena rasanya cinta ini tak bisa dibendung lagi walaupun tanpa restu dari kedua orang tua kami.
......
19 tahun yang lalu...
anak kami lahir, aku hampir tak percaya ternyata dengan hanya bekerja sebagai seorang pengantar paket di sebuah perusahaan kargo, aku bisa menafkahi isteri dan sekarang aku di karuniai seorang putri mungil yang berwarna merah karena baru berumur satu minggu. aku berusaha untuk mengundang kedua orang tua kami, namun sayang sekali putri kami tidak disambut oleh kakek neneknya.. air mataku jatuh tanpa aku sadari. Dugaan semula yang mengatakan bahwa orangtua kami akan membaik setelah kehadiran seorang cucu bagi mereka telah sirna.. kania.. nama istriku, aku memeluknya erat berusaha untuk menguatkan diri, kami pun saling membasuh air mata yang berhamburan..
16 tahun yang lalu...
"papaaa,.. iyaaa mau ninuuumm".. ya begitulah dia memanggil dirinya sendiri..iya.. aku menamai putri kami dengan nama kamila, dengan harapan agar kelak ia akan jadi seorang perempuan sempurna.. sempurna lahir dan batin. iya sedang lucu lucunya, dia paling senang melompat-lompat dari satu kursi ke kursi yang lainnya,sehingga sering sekali di rumah kami terdengar ada barang yang pecah karena ulah anak kami yang lincah itu,praanngg... kania kemudian berteriak.. iyaa apalagi yang pecaahh??... seakan semua kaca dirumah ini akan pecah satu persatu. Hari ini iya ulang tahun, sejak beberapa hari ini iya merengek terus minta bola, namun kania tidak pernah membelikannya, dengan alasan biar iya ngga tumbuh jadi gadis tomboy..karena tiap kali ditanya iya nanti besar mau jadi apa? iya selalu menjawab mau jadi pemain bola...Sengaja aku pulang dari tpt kerja lebih awal untuk membelikannya kado, yaa BOLA aku pikir terlalu egois jika aku mambatasi kesukaan anakku, lagian bukan sesuatu yang buruk jika tiap sabtu sore kami bermain bola walaupun hanya ditaman belakang rumah.setibanya dirumah aku memperlihatkan bola yang kubawa.. dengan muka yang sangaaaatt terang dan ceria iya melompat kearahku dan memelukku erat..erat sekali.. sedangkan ibunya hanya bisa mengeleng-gelengkan kepalanya...
12 tahun yang lalu...
iya tumbuh jadi gadis yang cantik...sehat..dan tetap lincah, dan satu yang tidak berubah,dia tetap suka menjadi pemain bola.suatu sore..aku sengaja berniat memberinya kejutan dengan menjemput iya di sekolah.. tanpa ibunya ketahui ternyata iya membawa bola kesekolah, iya menyembunyikan bola itu didalam tas sekolahnya. sore itu..iya keluar dari gedung sekolah sambil menggelinding-gelindingkan bola dengan kakinya.. mulanya iya bergerak setengah lari.. dalam hati aku bertanya kenapa iya bisa membawa bola itu ke sekolah padahal ibunya sudah melarangnya berkali kali untuk tidak main bola dijalanan. Iya tampak girang sekali menggiring bola, hingga aku yang menghampirinya dari belakang pun tidak disadarinya. saat itu bola yang digiringnya teralu deras dan iya pun berlari mengejar..dan kulihat ada truk pasir di jalan yang sedang melaju.. serentak aku pun berlari kearahnya sambil berteriak, untungnya iya dapat kuselamatkan...dan sejak saat itu aku tak sadarkan diri dan tersadar aku sudah terbaring di rumah sakit dengan keadaan kakiku yang diamputasi.
10 tahun yang lalu..
aku sudah berhenti bekerja, uang tunjangan pun sudah habis untuk biaya pengobatan dan sekolah iya, tabungan kami pun sudah menguap jadi asap di dapur. suatu saat kania berkata bahwa ini gara-gara bola yang aku bawa untuk iya, dan dia pun mengutarakan niatnya untuk mencari kerja menjadi TKI di malaysia, aku tahu jika kania sudah ada keinginan maka tak ada yang bisa mencegahnya..sama seperti kehendaknya waktu bersikeras untuk menikah denganku.
7 tahun yang lalu..
3 tahun sejak kepergiannya aku tidak mendapati kabar apapun dari kania, bahkan secarik surat pun tak pernah aku terima, untungnya selama ini aku memperoleh uang untuk biaya sehari hari dengan menjadi seorang buruh untuk tetanggaku yang memiliki usaha kecil-kecilan. untungnya iya tumbuh menjadi anak yang shaleh.. dan sabar. tak jarang iya mendapat ejekan kerena ke sekolah selalu memakai baju yang lusuh dan ujung sepatu yang jebol karena tak pernah diganti, terkadang iya mendekapku erat sambil menumpahkan air matanya..aku pun membalas erat pelukannya dan rasanya aku yang harus bertanggung jawab akan semua ini..selalu terngiang kata2 kania dulu..andaikan aku tidak membelikannya bola, mungkin tak akan begini jadinya. Iya berkata dengan semangat.. yaa jilbab..papa iya mau memakai jilbab biar tidak dihina orang lagi... akupun tersenyum bangga melihat putriku yang lucu itu bersemangat kembali
4 tahun yang lalu..
iya lulus sekolah, dia mau bekerja..karena akupun tak bisa melanjutkan membiayainya ke sekolah yang lebih tinggi..., Iya mencari kerja kemana mana, tapi sulit mendapati pekerjaan dengan hanya mengantongi ijasah SMP, akhirnya dia meminta ijin untuk menjadi TKI di Malaysia, aku tak bisa mencegahnya akhirnya iya pun berangkat kesana.. selama 3 tahun putriku sudah ada di negeri jiran, iya bekerja di sebuah rumah pejabat yang kaya, kami selalu berkirim surat , dan uang kiriman pun tak pernah iya lewatkan. belakangan aku tahu kalo iya bekerja pada seorang pejabat pemerintah yang 'nakal', rumah yang iya tempati adalah rumah istrinya yang keempat.
3 bulan yang lalu...
aku mendapat kabar dari pihak kedutaan malaysia, kabarnya putriku iya ditangkap polisi dengan tuduhan pembunuhan..aku tidak percaya!! sungguh putriku yang lucu dan anggun itu bisa melukai dan membunuh orang lain, Iya pun diancam dengan hukuman gantung. aku meminta bantuan hukum dari lembaga lembaga hukum kedua negara, akupun memohon kepada sang istri pejabat yang Iya bunuh untuk mencabut tuntutannya..tapi wanita itu bersikeras menginginkan iya dihukum gantung...
1 bulan yang lalu aku datang ke Malaysia atas permintaan terakhir Iya, aku melihatnya..putriku yang cantik itu sekarang kurus kering, tak bersemangat dan seakan akan air matanya telah habis jatuh ke tanah,aku memeluknya erat iya berkata sambil menangis.. papa...iya gak salah kan pa... laki-laki itu mau iya tidur dengannya,iya gak mau ..dan saat laki-lai itu memaksa iya..iya mendorongnya hingga ia meninggal pah.. iya gak salah kan paa.., hari eksekusi itu disaksikan oleh wanita yang menuntut iya, aku tahu dia ada dibelakangku, namun untuk meliriknya pun aku tak sudi.
saat aba-aba diteriakkan, aku hanya mempu berdoa dan memejamkan mata.
Jasad itu tergeletak, tak ada senyum di wajah Iya-ku yang malang, aku membelai halus pipinya yang sekarang kaku, tak kusadari wanita itu menghapiri jasad iya, aku bermaksud menampis tangannya karena aku tak sudi tangannya menyentuh iya-ku yang suci, tanpa sengaja aku memandang wajah wanita itu.. dan Ya allah... KANIA !!! kau kah itu.., kania kaget dan seakan tak percaya, yaa.. istriku..kau telah membunuh anakmu sendiri..,tak lama kemudian kania memeluk IYa dengan penuh penyesalan,.. kemudian kania menemukan sesuatu disaku baju penjaranya, yaitu secarik kertas yang bertulisakan "Termia kasih Mama...", ternyata Iya selama ini mengetahui betul kalau dia bekerja untuk ibunya sendiri, ibunya yang meninggalkan ia sendiri.. melihat pemandangan itu hatiku teriris, lebih sakit dari rasa sakit apapun yan gpernah aku rasakan... dan sekali lagi aku terbayang dengan perkataan... andaikan aku tidak membelikannya bola... atau.. andaikan aku mengikuti perkataan ibuku dulu untuk tidak menikah dengannya....
Kania menjadi gila dan sesekali berteriak "iyaaaa apalagi yang pecah....",, dan kabar terakhir aku mengetahui kalo kania tewas bunuh diri di kamarnya...
[...hmmmmmm aku jadi ada dua pemikiran nih .. ini apa karena bola atau karena tidak adanya restu orang tua??? hmmm pendapatnya dunk..]
Comments (0)
Post a Comment